Sabtu, 05 November 2011

Studi Perencanaan Peta Kota Kendari

Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa berada diantara 3o54’30” - 4o3’11” Lintang Selatan dan terbentang dari barat ke timur diantara 120o23’6” Bujur Timur. 
1. Secara administratif batas-batas wilayah Kota Kendari adalah sebagai berikut:
2. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia.
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto dan Kecamatan Sampara.
5. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Kendari.

Wilayah Kota Kendari yang terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah daratnya sebagian besar terdapat didaratan Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari dan terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 267,98 km2 atau 0,70 % dari luas daratan Propinsi Sulawesi Tenggara.

Luas wilayah menurut kecamatan sangat beragam, Kecamatan Poasia merupakan wilayah kecamatan yang paling luas yaitu 131.76 km2 (44,53 %), menyusul Kecamatan Mandonga 65, 35 km2 (22,09 %), Kecamatan Baruga 63,28 km2 (21,39 %) dan Kecamatan Kendari 33,50 km2 (12,00 %). Kota Kendari dengan keadaan topografinya mulai dengan gunung rendah sekitar 49 %, tanah bukit 25 % dan dataran rendah 26 %, serta berdasarkan gelogisnya 67 % sedimen, metamorfosis 20 % dan batuan beku 13 %, dengan jenis tanahnya adalah didominasi podzolik 59,24 % dan alluvial 40,76 %. secara Topografi wilayah Kota Kendari pada dasarnya bervariasi antar datar dan berbukit, dimana untuk daerah datar hanya terdapat di bagian barat dan selatan Teluk Kendari sedangkan daerah perbukitan terletak di sebelah utara Teluk Kendari yang dikenal dengan pegunungan. Nipa nipa. Ketinggian pengunungan tersebut mencapai kurang lebih 459 m dari garis pantai, sedangkan kearah selatan tingkat kemiringan antara 5 % sampai 30 %.

      Selanjutnya pada bagian barat yaitu di kecamatan Mandonga dan pada bagian Selatan Kota yaitu di kecamatan Poasia memiliki karakteristik wilayah yang berbukit bergelombang rendah dengan kemiringan kearah teluk Kendari.
Peta geologi Kota Kendari terkelompok dalam dua lembar peta. Bagian Utara berada pada Peta Geologi Lembar Lasusua-Kendari, Sulawesi (Rusmana dkk., 1993) dan bagian Selatan berada pada Peta Geologi Lembar Kolaka, Sulawesi (Simandjuntak dkk., 1994).
 
Berdasarkan kedua lembar peta geologi tersebut, maka stratigrafi Kota Kendari dapat dibagi dalam lima formasi batuan berikut :
Ø  Aluvium (Qa)
Satuan Aluvium tersusun oleh jenis batuan  kerikil, kerakal, pasir lempung dan lumpur. Satuan ini berasal dari endapan sungai, rawa dan pantai sebagai endapan permukaan.  Sebarannya terdapat di daerah dataran sekitar muara sungai besar dan pantai. Umur satuan aluvium ini diperkirakan Holosen.
Ø  Formasi Alangga (Qpa)
Jenis batuan penyusun formasi Alangga adalah batu pasir dan konglomerat. Tidak didapat fosil dalam satuan ini. Berdasarkan kesamaan litologi dengan formasi yang sama pada Peta Geologi Lembar Kolaka, umur formasi ini diduga Plistosen Akhir. Lingkungan pengendapannya adalah darat sampai payau, dengan ketebalan diperkirakan mencapai puluhan meter yang menindih secara tak selaras batuan yang lebih tua.
Ø  Formasi Meluhu (Trjm)
Formasi ini terdiri dari berbagai jenis batuan seperti batu pasir, kuarsit, serpih hitam, serpih merah, filit, batu sabak, batu gamping, dan batu lanau. Formasi ini berdasarkan fosil Halobia sp. dan Daonella sp. yang dikandungnya diduga berumur Trias Tengah hingga Trias Akhir, dan terbentuk dalam lingkungan laut dangkal hingga laguna. Tebal seluruhnya diperkirakan mencapai 1000 m bahkan lebih. Satuan ini menindih secara tak selaras Batuan Malihan Mekongga dan Batuan Malihan Tamosi. Hubungannya dengan batuan ofiolit berupa sesar.
Ø  Terumbu Koral Kuarter (Ql)
Jenis batuan penyusun satuan ini adalah batu gamping terumbu. Fosil yang dijumpai dalam satuan ini adalah koral, ganggang, dan cangkang moluska, yang semuanya sulit ditentukan umurnya. Berdasarkan pada kesamaan litologi dengan formasi yang sama pada Peta Geologi Lembar Kolaka, formasi ini berumur Plistosen hingga Holosen. Lingkungan pengendapannya adalah laut dangkal, tebalnya diperkirakan dari beberapa meter sampai puluhan meter. Sebarannya terutama terdapat di daerah pantai.
Ø  Formasi Langkolawa (Tml)
Formasi ini terdiri dari batu pasir, serpih, dan konglomerat. Fosil tidak dijumpai dalam Formasi Langkolawa. Formasi ini tertindih secara tak selaras oleh Formasi Boepinang yang berumur Miosen Akhir-Pliosen. Satuan ini paling tidak berumur awal Miosen Akhir atau akhir Miosen Tengah. Lingkungan pengendapannya diduga pada laut dangkal hingga darat. Tebal formasi mencapai 450 meter.
Khusus untuk geologi daerah penelitian (Kota Kendari), terdapat dua jenis formasi batuan yang menyusun wilayah ini yakni Formasi Meluhu (Trjm) dan Aluvium (Qa)

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Utk mengenai keadaan topografi kota kendari itu... diambil dijurnal atau buku manah yah?

    BalasHapus